Rabu, 30 Desember 2009

Resolusi 2010 ( renungan pribadi)

Salom teman –teman

Di penghujung tahun 2009 ini saya dan team www.ladangalam.blogspot.com mengucapkan terimakasih terhadap semua pihak yang telah mendukung ladangalam untuk tetap exist selama 1 tahun terakhir. Banyak hal yang sudah kita lewati bersama dan banyak cerita yang telah kita jalani bersama. Saya memberikan ruang kepada teman-teman untuk ikut berpastisipasi di dalam perkembangan blog ini. Untuk dapat memberikan masukan berupa kritik maupun saran untuk yang di tulis sebagai tanggapan komentar-komentar di dalam cerita-cerita yang telah di tulis. Atau teman-teman juga ingin bersaksi menjadi mediator dan menuangkan pengalaman bersama TUHAN dengan mencoba menuliskan di sharing, yang akan kami terbitkan di ladangalam kami. Jika teman- teman berminat untuk menjadi penulis di ladang alam, dapat mengirimkan sharing iman tersebut ke email saya aiksidin@yahoo.com maka tulisan tersebut dapat saya terbitkan di blog kami.

Resolusi yang telah saya dapat kan di sepanjang tahun 2009 adalah pergumulan kehidupan rohani saya selama 1 tahun terakhir ini. Dimana saya mengalami kemerosotan iman di saat saya kehilangan ladang pelayanan saya di Bina Iman Remaja (BIR). Saat kerinduan saya untuk melihat kawula muda yaitu remaja khususnya untuk dapat mengenal Yesus secara pribadi di usia yang masih Sangat belia. Begitu pula saat Tuhan menunjukan wajahnya kasihnya pada saya, saat saya masih berusia 14 tahun. Kerinduan itu saya tularkan kepada teman-teman dan adik-adik saya di BIR. Tetapi saat semangat saya saat sedang memuncaknya, tiba-tiba saya tidak dapat melayani lagi di BIR dan kegiatan lainya di paroki. Saya difitnah, di pojokan hingga akhirnya secara oral di pecat dari ladang yang telah dirintis dari tahun 2002. Perjalanan pelayanan untuk kaum muda selama 6 tahun bukan waktu yang singkat, banyak pengorbanan yang telah dilakukan, tangisan dan kegembiraan. Ucapan syukur saat mendapatkan muzijat dari TUHAN. Tetapi tiba-tiba saja hal itu harus saya lepaskan.

Dengan kondisi yang tidak siap, saya dipaksa meninggalkan adik-adik yang masih sangat merindukan bimbingan rohani melalui kayak-kakaknya. Yang telah dianggap sesat dan tidak beriman oleh segelintir penguasa yang tidak mengeri kenapa Bina Iman harus ada. Mereka tidak mengerti bahwa mengenalkan iman dari muda itu sangatlah penting untung kelangsungan hidup gereja sekarang ini. Bagaimana Gereja akan bertahan di tahun berikutnya, jika generasi muda yang nanti akan menjadi penerus gereja. Tidak mencintai gerejanya, bahkan tidak peduli dengan kehidupan social gerejawi sekarang ini. Saat semangat untuk hidup mengereja bangkit justru dimatikan oleh orang-orang yang menapuk kekuasaan di kursi-kursi kepemimpinan di gereja. Hingga akhirnya semangat itu mati akibat luka-luka batin dari hidup mengerejawi. Saya Sangat prihatin dengan hal itu. Banyak dari adik-adik rohani saya adalah dari kaum remaja yang sangat kurang di dengarkan. Karena mereka masih dianggap anak kecil yang masih belum layak memberikan pendapat sehingga kurang di dengar. Sehingga banyak dari mereka mengunakan cara-cara negatif untuk supaya dapat di dengarkan yaitu melalui tindakan kriminalitas, sex bebas , narkoba dan perdukunan. Sunguh sangat menyedihkan wajah kawula muda gereja kita saat ini.

Belum banyak hal yang bisa saya lakukan selama 6 tahun dalam melayani mereka. Di tambah kehidupan hedonisme yang semakin menjerat membuat sulit menjangkau mereka untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan rohani. Dahulu saat saya masih muda, jika ada rosario lingkungan adalah saatnya bertemu dengan teman-teman dan membangun komunitas kecil untuk kelangsungan kehidupan rohani bersama. Tetapi sekarang saat misa lingkungan, rosario maupun kegiatan rohani lainya Sangat jarang sekali ada kaum muda yang teribat bahkan exist di dalamnya. Saya perihatikan dengan banyak paroki yang banyak memusingkan hal-hal yang berbau ceremonial belaka seperti natalan dan paskah saja tetapi melupakan semangat katekese ke umat ,sehingga kurang cermat dalam menanggapai masalah-masalah di dalam umatnya khususnya remaja. Memang sedikit yang mau menjadi pelayan di dalam paroki seperti terlibat di dalam dewan paroki, tetapi banyak yang telah menduduki jabatan di paroki bersikap arogan kepada umat dan tidak begitu peduli dengan keimanan umat. Seolah-olah untuk kebutuhan pengembangan iman umat hanya merupakan tanggung jawab dari sie pewarta atau katekis.

So di penghujung tahun ini saya mengajak teman-teman untuk lebih aktif dalam kegiatan kategorial paroki kita sendiri. Itulah resolusi yang harus kita capai di tahun 2010 mendatang. Ajak banyak kaum muda untuk mulai aktif di dalam lingkungan dan parokinya, dengan memancing mereka dalam kegiatan-kegiatan yang lebih ditujukan untuk kebersamaan. Bukan hanya kegiatan kejar tayang atau ceremonial, tetapi jadikanlah kategorial dimana kita berada, menjadi rumah kedua bagi mereka. Kategorial (mudika,Legio maria,PDKM,BIR,dll) adalah keluarga yang selalu menempatkan rasa hormat, kepedulian , kesetiakawanan dan moralitas diatas segalanya dan menempatkan kasih menjadi penopang kelangsungan hidup di dalam kategorial tersebut. Kategorial bukan lah tempat untuk memperoleh perhatian, unjuk gigi, dan bersikap arogan. Jika kita masih mengunakan egositas kita di dalam kehidupan kategorial, bagaimana mungkin kategorial tersebut akan bertahan di dalam era hedonisme sekarang ini. Yang lebih menjanjikan kenikmatan dan kepuasan secara jasmani. Kalau bukan kita yang peduli untuk kelangsungan paroki kita tercinta, lalu siapakah lagi… apakah kita akan biarkan paroki tercinta kita jatuh di bawah tangan orang-orang yang Cuma mau memupuk kekuasaan secara arogan….

“ Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukanNYA!” Mazmur 128:1

Adalah kita berbahagia yang masih melayani dia, dan berjalan menurut kehendak ALLAH yaitu memberitakan INJIL sejahtera kepada segala mahluk melalui jalan apapaun yang di tunjuknya melalui tindakan, pelayanan kita di kategorial maupun paroki masing-masing.

Selamat Hari Raya Natal 2009

Dan Tahun Baru 2010

With love

Aiksidin Danuarta

Tuhan memberkati

Jumat, 25 Desember 2009

God is The Best


Aku selalu memohon diberikan seorang pasangan yang bisa membawa ku dekat dengan tuhan ku. Yang bisa membuat ku berubah menjadi rajin ke gereja dan kenal dia lebih jauh.

Aku tidak tau kenapa tuhan mempertemukan denganku dengan dia. Aku tidak suka dengan dia sama sekali, dan kurasa dia juga tidak suka dengan diriku. Kita berdua bukanlah orang yang mempunyai minat yang sama tentang sesuatu, kita bahkan memiliki perbedaan pekerjaan dan social life.

Tuhan mulai memperkenalkan aku dengan dia dengan cara yang tidak biasa.

Awal yang tidak sama sekali terkesan bagi kita berdua. Saat itu dikemping kita dipertemukan, dia dengan gayanya mulai dengan jokes2 yang garing aku dengan ketidakpedulian ku seperti biasa. Dan cerita itu berlanjut dengan sms dan telpon2 tapi kutanggapi dengan hati yang dingin.

Saat dia mulai mendekatkan diriku pada tuhan saat itu mulai merasakan oh.. mungkinkah dia yang tuhan yang kirim kepadaku? Tapi bukan dia saja yang deket dengan tuhan ada banyak laki2 lain dalam hidupku yang dekat dengan tuhan.

Saat aku mulai di perkenalkan dengan niko..aku sedikit merasa takut, aku tidak kenal dengan nya tapi bisa membaca diriku? Enak aja, trus rahasia ku yang terdalam bisa dia jadikan obrolan gaul atau sekedar berbagi curhat dengan orang? Gamau! Aku aja mati2an nyimpen hal ini dari keluargaku.

Tapi yang tuhan katakan berbeda dengan yang aku inginkan.. ternyata aku malah kepengen datang terus kesana dan merasakan ketenangan yang luar biasa.. kalo dipikir2 sekarang kok bisa yah.. itukan bukan tipe ku banget. Mudah percaya dengan orang lain dan percaya 100% dengan orang tersebut.

Hidupku mulai berubah dari yang tadinya males kegereja, males doa, apalagi musti ikut kegiatan pelayanan sekarang sedikit sedikit mulai berubah. Pandangan ku tentang orang2 katolik yang tidak tau apa2 tentang kitab suci mulai hilang.. ternyata banyak lho yang jauh lebih menguasai bukan Cuma pastornya doang tapi umatnya juga.. setiap saat aku stress dengan kehidupanku, aku mulai berdoa ke gereja..Dengan memandang wajah bunda maria saja aku jadi speechless.. kadang sampai nanggis.

Semakin hari pertemananku dengan nya kian akrab, aku tau dibalik itu semua terselip rasa sayang yang luar biasa kepadaku.. dan mulailah bertambah ketakutan ku. Tadinya aku ketakutan belum mempunyai pasangan, tapi sekarang takut karena pasanganku berbeda warna kulit denganku. Apakah keluargaku bisa menerima dirinya? Dari segi materi juga sangat berbeda. Ketakutan, kecemasan, kekawatiran ku ku curahkan dalam setiap doaku.. semua kata dengan inti yang sama selalu kupanjatkan kepadanya di mana saja.

Dengan connected yang menghubungkan saya dengan dirinya, dia bisa merasakan yang kurasakan, dari sekedar sakit perut, kembung sampai dengan dia bisa melihat aku sedang melakukan apa.. pertama aku heran, takjub dan tidak bisa menerima, menanyakan kenapa kok bisa dengan aku, apa yang salah dengan diriku.. tapi akhirnya aku mulai bisa menerima segalanya.. tiba2 saja aku mulai mengijinkan dia merasakan apa yang aku rasakan.. segalanya terkesan mudah..

Aku sering berselisih paham dengannya. Dari hal kecil yang aku picu hingga jadi besar. Kadang perselisihan itu buat kita menyadari kalau kita saling membutuhkan.. tapi ada aja yang buat aku selalu kangen dengan dia… entah jokes garingnya atau senyum noraknya. Masih kebayang lirikan matanya yang suka mencuri2 pandang pada diriku.

Dari perlakuan yang super baik dan perhatian hingga yang cuek banget juga sudah aku rasakan padahal kita baru berjalan bulan.

Ohhh. Aku tidak tahu bisa sampai berapa lama lagi kita bisa bertahan..

Kalau tuhan mengingikan yang baik menjadi baik, aku sangat bersukur. Tidak ada kesedihan dengan mengetahui kenyataan yang ada. Airmata keluargaku bukan kebahagiaan yang kuinginkan buat aku untuk menjalankan hari2 ku..

Permohonan ku Cuma satu biarkan kami berbahagia jika semuanya berbahagia buat kami. Atau berikan kami yang terbaik buat pasangan hidupku. Aku tahu tuhan engkau telah memberikan laki terbaik bagiku tapi kalau memang menghendaki itu terjadi maka terjadilah buat kami.

Dengan segala kekurangan ku dia bisa menerimanya, dengan segala kelemahan ku dia tidak menuntut apapun buat ku.. Satu yang penting ditekannya dia selalu aku harus punya kasih.. tapi tuhan hati ku begitu dingin.. hangat kemudian menjadi dingin kembali..Apa yang harus kulakukan untuk buat hatiku menjadi hangat kembali? Walaupun dia selalu encourage ku buat bersikaplah hangat kadang hati ini dingin.

Ada yang salah dengan hati ini, padahal hati ini telah dikembalikan ke tempat asalnya dengan benar..