“ Apa yang dianggap Bodoh oleh dunia ini, akan di gunakan Tuhan untuk mempermalukan orang yang berhikmat, Apa yang dianggap lemah oleh dunia akan digunakan Tuhan untuk mempermalukan orang-orang kuat “ I Kor 1:27
Syalom semuanya
Menyimak firman diatas saya punya sedikit kesaksian iman saya bagaimana proses awal saya mengenal Tuhan. Saya adalah anak yang dilahirkan sedikit “indigo” yaitu punya kecerdasan yang berbeda dengan kecerdasan intelektual. Saya punya kematangan berpikir dan emosional pada usia yang lebih muda di bandingkan orang lain umumnya. Semenjak saya kecil, saya sangat gemar sekali membaca buku. Walaupun sesungguhnya saya tidak punya uang , tapi saya sering membaca entah di perpustakaan ataupun Koran bekas. Tetapi pengetahuan yang saya miliki melebihi anak seumur saya. Banyak buku-buku yang sudah saya lahap mungkin jumlahnya mencapai ribuan jilid. Buku-buku tersebut membuat saya berpikir secara matimatis dan logis. Semuanya pasti ada sebab dan akibatnya. Tentang teori “ Big Bang” yang menurut Hublle adalah proses penciptaan alam semesta. Dan teorinya Darwin yang mengatakan semua mahluk hidup terjadi begitu saja, tanpa ada yang menciptakan. Dan teori teori para ahli lainya yang membuat saya berpikir bahwa Tuhan itu tidak ada. Tuhan itu tidak masuk akal. Manusia menciptakan Tuhan sebagai sosok yang perkasa karena manusia tidak bisa menjelaskan hal-hal yang tidak masuk akal, seperti gunung meletus, kilat dan sebagainya. Karena itu manusia menciptakan sosok yang perkasa yang dianggap mengendalikan itu semua yang di sebut TUHAN.
Jadi temen-temen hal-hal diatas yang membuat saya tidak percaya akan adanya Tuhan. Saya cuma menganggap Tuhan itu adalah hasil imajinasi manusia saja. Waktu itu saya memutuskan untuk menjadi ateis pada usia belum genap 13 tahun. Suatu saat setelah percobaan bunuh diri saya yang pertama karena saya merasa di kucilkan di keluarga. Saya merindukan sebuah sosok yang bisa mengerti saya sepenuhnya. Hingga akhirnya saya bertemu dengan seorang ayah dari sahabat adik saya. Namanya Pak Suryo, dia sosok ayah yang sangat mengasihi anak-anaknya sangat berbeda dengan ayah saya yang selalu menjadi musuh buat saya. Di dalam pak suryo saya menemukan kasih sayang seorang ayah, dan beliau adalah salah satu ayah yang saya idam-idamkan. Akhirnya pak suryo memperkenalkan Yesus kepada saya, tetapi saya tolak mentah-mentah. Saya anggap Yesus itu cuma dongeng belaka seperti halnya herkules maupun arjuna. Sosok manusia setengah dewa yang punya karunia adikodrati.
Tetapi yang sangat menakjubkan bagi saya adalah perubahan sikap mama setelah mengenal pak suryo. Tidak lama kemudian adik saya juga berubah sikapnya. Pertengkaran yang tadinya merupakan makanan sehari-hari di keluarga kami, menjadi barang langka yang sangat sulit di temukan. Mama dan adik saya menjadi orang yang lebih sabar dan menjadi lebih ramah. Saya sempat marah dengan pak suryo karena saya merasa dia merebut keluarga saya dan mengunakan doktrin-doktrin yang tidak jelas kebenarannya. Pembicaraan setiap hari selalu mengenai Yesus, yesus dan Yesus… hingga akhirnya membuat pikiran saya menjadi penat. Mama dan adik saya selalu berpergian berburu KKR dari gereja satu ke gereja lain. “ mencari jamahan Tuhan “ kata mereka. Tuhan yang saya anggap hanyalah sebuah mitos belaka. Mereka selalu mengajak saya untuk ikut serta, tetapi selalu saya tolak. Hingga akhirnya saya putuskan untuk ikut, bukan karena Tuhan yang memanggil. Tapi karena ingin tahu, apa sih yang mereka lakukan disana.
Saya menganggap orang yang pergi kesana, adalah sekumpulan orang bodoh yang menganggap sebuah sosok yang tak nyata, dan tidak ada menjadi TUHAN. Setibanya di KKR saya mendengarkan bunyi musik pujian yang gegap gempita. Dan hal yang luar biasa seumur hidup saya, belum pernah saya melihat mama dan adik saya bernyanyi bertepuk tangan dengan gembira. Suka ria dan kebahagian tergambar jelas di wajah mereka dan suatu hal yang tidak pernah saya lihat sebelumnya. Saya bertanya dalam hati, mengapa mereka bisa besikap seperti itu, adakah kepalsuan yang terjadi di sini. Mungkin inilah yang disebut sugesti masal. Hingga akhirnya seorang hamba Allah Mr. John Hartman memberitahukan kebenaran yang sejati. Hati saya tersentuh dengan firman yang ia bawakan. Lalu saya berkata dalam hati, Tuhan kalau kau benar ada aku mau mengenalmu. Ketika ada panggilan untuk maju ke depan “ Altar Call “ saya maju. Begitu giliran saya untuk di doakan, Mr Hartman tidak menumpangi tangan kepada saya. Tetapi Dia memeluk saya waktu itu saya merasa dekapan seorang ayah yang tidak pernah saya rasakan seumur hidup saya. Saya rasakan rasa kasih sayang yang begitu dalam dari orang ini, yang sebelumya saya tidak tahu rasanya di sayang. Lalu beliau mengucapkan “ Jesus Love You “ suatu ucapan yang mendamaikan hati saya yang kasar.
Saya pulang dengan suka cita, Tuhan telah benar-benar menjamah saya dengan cara yang luar biasa. Mulai saat itu saya merasa firman diatas bekerja buat saya. Karena apa yang tadinya saya anggap adalah sebuah kebodohan, tetapi tuhan gunakan banyak orang untuk mempermalukan hikmat yang saya punya. Tuhan adalah Allah yang setia dan panjang sabar, selama aku tidak percaya kepadaNya IA tidak pernah meninggalkan aku. Waktu itu aku putuskan kalau akau ingin mengenal DIA lebih dalam lagi. Amin
Syalom semuanya
Menyimak firman diatas saya punya sedikit kesaksian iman saya bagaimana proses awal saya mengenal Tuhan. Saya adalah anak yang dilahirkan sedikit “indigo” yaitu punya kecerdasan yang berbeda dengan kecerdasan intelektual. Saya punya kematangan berpikir dan emosional pada usia yang lebih muda di bandingkan orang lain umumnya. Semenjak saya kecil, saya sangat gemar sekali membaca buku. Walaupun sesungguhnya saya tidak punya uang , tapi saya sering membaca entah di perpustakaan ataupun Koran bekas. Tetapi pengetahuan yang saya miliki melebihi anak seumur saya. Banyak buku-buku yang sudah saya lahap mungkin jumlahnya mencapai ribuan jilid. Buku-buku tersebut membuat saya berpikir secara matimatis dan logis. Semuanya pasti ada sebab dan akibatnya. Tentang teori “ Big Bang” yang menurut Hublle adalah proses penciptaan alam semesta. Dan teorinya Darwin yang mengatakan semua mahluk hidup terjadi begitu saja, tanpa ada yang menciptakan. Dan teori teori para ahli lainya yang membuat saya berpikir bahwa Tuhan itu tidak ada. Tuhan itu tidak masuk akal. Manusia menciptakan Tuhan sebagai sosok yang perkasa karena manusia tidak bisa menjelaskan hal-hal yang tidak masuk akal, seperti gunung meletus, kilat dan sebagainya. Karena itu manusia menciptakan sosok yang perkasa yang dianggap mengendalikan itu semua yang di sebut TUHAN.
Jadi temen-temen hal-hal diatas yang membuat saya tidak percaya akan adanya Tuhan. Saya cuma menganggap Tuhan itu adalah hasil imajinasi manusia saja. Waktu itu saya memutuskan untuk menjadi ateis pada usia belum genap 13 tahun. Suatu saat setelah percobaan bunuh diri saya yang pertama karena saya merasa di kucilkan di keluarga. Saya merindukan sebuah sosok yang bisa mengerti saya sepenuhnya. Hingga akhirnya saya bertemu dengan seorang ayah dari sahabat adik saya. Namanya Pak Suryo, dia sosok ayah yang sangat mengasihi anak-anaknya sangat berbeda dengan ayah saya yang selalu menjadi musuh buat saya. Di dalam pak suryo saya menemukan kasih sayang seorang ayah, dan beliau adalah salah satu ayah yang saya idam-idamkan. Akhirnya pak suryo memperkenalkan Yesus kepada saya, tetapi saya tolak mentah-mentah. Saya anggap Yesus itu cuma dongeng belaka seperti halnya herkules maupun arjuna. Sosok manusia setengah dewa yang punya karunia adikodrati.
Tetapi yang sangat menakjubkan bagi saya adalah perubahan sikap mama setelah mengenal pak suryo. Tidak lama kemudian adik saya juga berubah sikapnya. Pertengkaran yang tadinya merupakan makanan sehari-hari di keluarga kami, menjadi barang langka yang sangat sulit di temukan. Mama dan adik saya menjadi orang yang lebih sabar dan menjadi lebih ramah. Saya sempat marah dengan pak suryo karena saya merasa dia merebut keluarga saya dan mengunakan doktrin-doktrin yang tidak jelas kebenarannya. Pembicaraan setiap hari selalu mengenai Yesus, yesus dan Yesus… hingga akhirnya membuat pikiran saya menjadi penat. Mama dan adik saya selalu berpergian berburu KKR dari gereja satu ke gereja lain. “ mencari jamahan Tuhan “ kata mereka. Tuhan yang saya anggap hanyalah sebuah mitos belaka. Mereka selalu mengajak saya untuk ikut serta, tetapi selalu saya tolak. Hingga akhirnya saya putuskan untuk ikut, bukan karena Tuhan yang memanggil. Tapi karena ingin tahu, apa sih yang mereka lakukan disana.
Saya menganggap orang yang pergi kesana, adalah sekumpulan orang bodoh yang menganggap sebuah sosok yang tak nyata, dan tidak ada menjadi TUHAN. Setibanya di KKR saya mendengarkan bunyi musik pujian yang gegap gempita. Dan hal yang luar biasa seumur hidup saya, belum pernah saya melihat mama dan adik saya bernyanyi bertepuk tangan dengan gembira. Suka ria dan kebahagian tergambar jelas di wajah mereka dan suatu hal yang tidak pernah saya lihat sebelumnya. Saya bertanya dalam hati, mengapa mereka bisa besikap seperti itu, adakah kepalsuan yang terjadi di sini. Mungkin inilah yang disebut sugesti masal. Hingga akhirnya seorang hamba Allah Mr. John Hartman memberitahukan kebenaran yang sejati. Hati saya tersentuh dengan firman yang ia bawakan. Lalu saya berkata dalam hati, Tuhan kalau kau benar ada aku mau mengenalmu. Ketika ada panggilan untuk maju ke depan “ Altar Call “ saya maju. Begitu giliran saya untuk di doakan, Mr Hartman tidak menumpangi tangan kepada saya. Tetapi Dia memeluk saya waktu itu saya merasa dekapan seorang ayah yang tidak pernah saya rasakan seumur hidup saya. Saya rasakan rasa kasih sayang yang begitu dalam dari orang ini, yang sebelumya saya tidak tahu rasanya di sayang. Lalu beliau mengucapkan “ Jesus Love You “ suatu ucapan yang mendamaikan hati saya yang kasar.
Saya pulang dengan suka cita, Tuhan telah benar-benar menjamah saya dengan cara yang luar biasa. Mulai saat itu saya merasa firman diatas bekerja buat saya. Karena apa yang tadinya saya anggap adalah sebuah kebodohan, tetapi tuhan gunakan banyak orang untuk mempermalukan hikmat yang saya punya. Tuhan adalah Allah yang setia dan panjang sabar, selama aku tidak percaya kepadaNya IA tidak pernah meninggalkan aku. Waktu itu aku putuskan kalau akau ingin mengenal DIA lebih dalam lagi. Amin