Wuih teman-teman udah sekian lama aku tidak menulis lagi, besar kerinduanku untuk bisa menyampaikan segala yang aku pikirkan dan dapat aku bagikan kepada teman2. Terakhir tulisan yang saya buat pada bulan Desember 2008. Berarti sudah 3 bulan saya vakum untuk berbagi cerita .
Selama 3 bulan saya banyak bergumul dengan keegoan saya dan pemikiran yang aneh menurut saya. Sedikit saya sharing tentang bagaimana saya mengenal Tuhan Yesus. Tuhan ku dan tuhan anda juga. Saya seorang kutu buku, banyak buku yang pernah saya baca, dari science , politik, pshicology , religius dan novel. Sudah ribuan buku yang saya lahap pada saat itu usia saya belum genap 12 tahun. Salah satu buku “ The origin Species” karya Charles Darwin dan “ Socrates Judicatures” yang membuat saya tidak percaya adanya Tuhan. Saya menganggap Tuhan itu hanya lah sebuah mythos hasil dari pemikiran manusia terhadap sosok yang dianggap melebihi kemampuan manusia biasa. Tidak jauh beda dengan para dewa yunani, kisah pewayangan , semuanya Hanya dongeng yang di ceritakan turun-temurun.
Akhirnya walau di babtis secara katolik, tapi saya menganggap agama itu hanya sebatas pakaian yang di kenakan. Karena sesunguhnya saya tidak percaya kalau Tuhan itu ada. Saya tahu ada kekuatan-kekuatan paranormal yang biasa melakukan sesuatu melebihi kemampuan manusia biasa. Tetapi dari buku yang saya baca, itu hanyalah sebuah gelombang yang dipancarkan otak manusia yang fungsinya sama seperti antenna. So… semakin baik kita melatih otak kita, kemampuan paranormal itu akan di dapat dengan sendirinya.
Suatu saat , saat itu saya berusia 14 tahun. Dan mengikrarkan pada diri sendiri, bahwa Tuhan itu tak pernah ada, dia ngak punya daya untuk menolong segala kesulitan kita. Karena dia tidak bisa menolong dirinya sendiri, untuk menjadikannya ada. Suatu saat saat memiliki sebuah kesulitan yang sangat berat. Saya memiliki keluarga yang sangat tidak harmonis. Papa saya orang yang sangat keras, beliau sering sekali memukuli saya tanpa alasan yang kadang saya tidak tahu. Tetapi papa lebih sayang kepada kedua adik saya, segala kebutuhan sekolah bahkan untuk keperluan yang tidak penting, papa selalu memberikan uang tanpa bertanya. Tetapi bedanya kalau saya, kalau saya minta uang sama papa saya harus membuat list yang saya minta berikut kwitansinya. Berarti saya harus membayar dahulu baru di rembes ke papa. Terkadang jika ada pertengkaran antara saya dan adik, sikap pilih kasih papa begitu terlihat. Hingga akhirnya terlontar dari mulut papa “ seharusnya dari dulu saya bunuh anak ini”. Perkataan ini saya dengar dan membuat saya menangis untuk terakhir kalinya.
Saya bertanya pada diri saya sendiri “apakah salah saya?, kenapa saya harus dilahirkan?, kenapa tidak ada yang peduli dan care sama saya? Bahkan dari saya kelas 3 SD saya tidak pernah minta uang sama papa, saya harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sekolah saya sendiri? Saya tidak pernah nyusahin? Tetapi kenapa mereka (ortu) tidak ada yang sayang sama saya”. Suatu kesempatan saya berpikir, andaikata Tuhan itu ada Dia pasti tidak akan membuat anak-anaknya menderita seperti saya ini. Dia pasti akan menjaga umatnya dari ketidak adilan. Maka waktu itu timbul niat di hati saya untuk mencari sosok Tuhan, semoga DIA itu ada.
Saya mulai mencari Tuhan dari segala macam kitab suci saya baca dari Al Quran, Injil, Dan kitab-kitab lainya tetapi saya tidak menemukan Tuhan. Suatu kesempatan sehabis pulang sekolah, saya berteriak di jalan saya katakan keras-keras “ TUHAN JIKA KAU BENAR-BENAR ADA, AKU INGIN MELIHAT ENGKAU”. Karena saya sudah mulai putus asa akan pencarian saya ini. Tetapi rupanya Tuhan kita adalah Allah yang hidup, ia mendengarkan suara saya, dan ia tidak pernah menunda-nunda menolong saya. Ia segera menjawab kehausan dan kerinduan saya untuk mengenal Dia. Seperti dalam firmannya yang tertulis di alkitab.
Berbahagialah Orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan (Mat 5:6)
Akhirnya suatu saat pada tanggal 28 Oktober 1992 ada ibadat di lingkungan. Ketua lingkungan mengajak mama untuk ikut Misa di rumah salah satu umat. Tetapi karena mama hanya katolik napas ( Natal dan Paskah aja kegerejanya) akhirnya mama malas untuk berangkat misa. Akhirnya dengan ancaman mama menyuruh saya untuk datang ke misa, dengan malas dan berat hati saya pergi ke sana. Karena memang dari niat awal ngak ada, selama misa saya ngobrol saja di luar dengan teman saya sang pemilik rumah. Misa syukur itu dimulai pukul 7.30 dan pada pukul 8.30 saatnya konsekrasi. Lalu pada saat pastur (Rm. Haryo subiyanto,CM) mengangkat hosti tiba tiba lampu padam. Dan keadaan menjadi gelap gulita. Tetapi ada hal yang ajaib yang terjadi, hosti yang terangkat menyala dan menyilaukan seperti lampu sorot. Dan di sebelah kiri atas pastur yang sedang konsekrasi ada sesosok malaikat yang mengunakan jubah putih yang sama terangnya dengan hosti. Malaikat itu memiliki wajah mirip perempuan tetapi postur tubuhnya gagah seperti lelaki dan kedua sayapnya terentang mengepak-ngepak di udara. Begitu Tubuh kristus diangkat malakat tersebut tersungkur dan sujud menyembah hosti yang berada di tangan pastur. Hal yang sama terjadi juga pada saat piala diangkat, malaikat itupun sujud menyembah darah Kristus. Setelah konsekrasi selesai maka malaikat itupun menghilang dan lampu kembali menyala. Menyisahkan aku yang kebingungan mencari jawaban apa yang aku lihat. Dan hanya aku yang melihat kejadian itu, karena semua umat juga ikut menyembah jadi mereka tidak melihat apa2.
Akhirnya aku pulang dengan menyisakan seribu macam pertanyaan. Apakah itu yang namanya malaikat? Kenapa malaikat sujud terhadap benda mati ( hosti) yang di tunjukan pastor? Jika malaikat itu pembantu Allah berarti selayaknya dia hanya menyembah Allah? Jadi apakah ada wujud Allah di dalam hosti itu? Apakah hosti itu benar-benar Allah?. Spanjang malam aku memikirkannya tetapi tak menemukan jawabanya.
Sebulan kemudian aku bermimpi, melihat banyak malaikat terbang di angkasa dan memuji allah. Dan mereka bernyanyi gembira. Ini adalah salah satu nyanyian yang aku rasa aku dengar pada saat itu. Mereka bernyanyi dengan bahasa yang tak pernah aku dengar sebelumnya. Tetapi begitu Agung dan megah suaranya, tak ada yang lebih indah dari nyanyian para malaikat. Salah satu sepertinya berbunyi sepert ini.
I am The God that healed thee
I am The Lord Your Healer
I send My Word and healed you disease
I am The lord your healer
I am The Lord who heals you ( exodus 15:26)
Setelah saat itu cara berpikir ku menjadi berubah 180 derajat. Aku bertobat dan percaya akan adanya keselamatan yang Tuhan Yesus berikan secara Cuma-Cuma. Tetapi permasalahan hidup tidak selesai begitu saja. Aku mulai pada saat itu mempelajari alkitab dengan sungguh-sungguh. Aku benar2 punya kerinduan untuk dapat melihat hal itu lagi. Tapi aku sungguh bersyukur pada Tuhan. Dengan kebobrokan keluargaku, kurangnya perhatian dan pergaulan dengan anak2 jalanan di Jakarta, Tidak membuatku masuk kedalam lembah kelam. Terkadang aku berjualan Koran di dalam komplek lokalisasi Kramat Tunggak. Yang pada saat itu adalah daerah paling rawan kejahatan di Jakarta. Aku pilih disana berjualan, karena penghuni di sana sangat royal dalam membayar. Koran yang seharga Rp.200 terkadang mereka membayar Rp.500. Bahaya tidak aku takuti karena uang yang aku dapatkan, terlebih lagi aku percaya akan firman tuhan yang berbunyi…
Sekalipun akau dalam lembah kekelaman , aku tidak takut bahaya sebab Engkau besertaku (mzm 23:4a)
Aku benar-benar bersyukur kepada Tuhan, karena Ia begitu baik dan tak pernah meninggalkan anaknya sendirian. Lepas dari sekolah aku melanjutkan kuliah yang aku anggap mustahil pada saat itu. Tetapi aku yakin Tuhan tidak akan membiarkan aku terlantar, Tuhan tahu bagaimana usahaku untuk tetap bersekolah dengan biaya sendiri. Sejak kelas 4 SD aku sudah membayar keperluan ku untuk sekolah ( Uang pendaftaran, SPP, Buku) dengan uang tabunganku, dari setiap pekerjaan yang aku jalani. Semua pekerjaan ini pernah aku lakukan yang uangnya aku gunakan untuk sekolah yaitu, Loper Koran, Tukang potong ayam, Pemulung, kernet Bis. Dan dengan pekerjaan seperti ini aku tidak berani bermimpi untuk dapat kuliah, Tetapi Tuhan Allahku selalu memberikan yang terbaik buiat anak2nya. Dengan ajaibnya Dia menuntun aku untuk tetap bercita2 untuk dapat kuliah. Segala beasiswa aku ikuti, tetapi tidak ada yang bisa aku dapatkan, waktu itu aku sudah mau menyerah saja. Tetapi Dia mengabulkan segaka doaku, akhirnya aku mendapatkan gelar Sarjanaku setelah berdoa selama 10 tahun. Waktu yang lema memang, tetapi janjinya tak pernah dia lupakan. Karena Dia , aku tak pernah takut menghadapi segala problema kehidupan. Tuhan yang mengubah aku dari orang yang pemarah menjadi orang yang penuh dengan rasa syukur.
Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidup ku , terhadap siapakah aku harus gemetar ( mzm 27:1)
So Teman , banyak hal yang seharusnya dapat kita pandang lebih positif. Segala permasalahan yang aku alami justru itulah yang membentuk aku menjadi seperti sekarang ini. Tuhan yang mendidik aku menjadi kuat. Jadinya aku tak pernah menyesal punya papa yang keras, keluarga yang tidak care. Tetapi aku bersyukur karena boleh mengalami itu semua dalam hidupku.
Kisah lainnya dapat di lihat di.
http://ladangalam.blogspot.com
Aiksidin Danuarta
Selama 3 bulan saya banyak bergumul dengan keegoan saya dan pemikiran yang aneh menurut saya. Sedikit saya sharing tentang bagaimana saya mengenal Tuhan Yesus. Tuhan ku dan tuhan anda juga. Saya seorang kutu buku, banyak buku yang pernah saya baca, dari science , politik, pshicology , religius dan novel. Sudah ribuan buku yang saya lahap pada saat itu usia saya belum genap 12 tahun. Salah satu buku “ The origin Species” karya Charles Darwin dan “ Socrates Judicatures” yang membuat saya tidak percaya adanya Tuhan. Saya menganggap Tuhan itu hanya lah sebuah mythos hasil dari pemikiran manusia terhadap sosok yang dianggap melebihi kemampuan manusia biasa. Tidak jauh beda dengan para dewa yunani, kisah pewayangan , semuanya Hanya dongeng yang di ceritakan turun-temurun.
Akhirnya walau di babtis secara katolik, tapi saya menganggap agama itu hanya sebatas pakaian yang di kenakan. Karena sesunguhnya saya tidak percaya kalau Tuhan itu ada. Saya tahu ada kekuatan-kekuatan paranormal yang biasa melakukan sesuatu melebihi kemampuan manusia biasa. Tetapi dari buku yang saya baca, itu hanyalah sebuah gelombang yang dipancarkan otak manusia yang fungsinya sama seperti antenna. So… semakin baik kita melatih otak kita, kemampuan paranormal itu akan di dapat dengan sendirinya.
Suatu saat , saat itu saya berusia 14 tahun. Dan mengikrarkan pada diri sendiri, bahwa Tuhan itu tak pernah ada, dia ngak punya daya untuk menolong segala kesulitan kita. Karena dia tidak bisa menolong dirinya sendiri, untuk menjadikannya ada. Suatu saat saat memiliki sebuah kesulitan yang sangat berat. Saya memiliki keluarga yang sangat tidak harmonis. Papa saya orang yang sangat keras, beliau sering sekali memukuli saya tanpa alasan yang kadang saya tidak tahu. Tetapi papa lebih sayang kepada kedua adik saya, segala kebutuhan sekolah bahkan untuk keperluan yang tidak penting, papa selalu memberikan uang tanpa bertanya. Tetapi bedanya kalau saya, kalau saya minta uang sama papa saya harus membuat list yang saya minta berikut kwitansinya. Berarti saya harus membayar dahulu baru di rembes ke papa. Terkadang jika ada pertengkaran antara saya dan adik, sikap pilih kasih papa begitu terlihat. Hingga akhirnya terlontar dari mulut papa “ seharusnya dari dulu saya bunuh anak ini”. Perkataan ini saya dengar dan membuat saya menangis untuk terakhir kalinya.
Saya bertanya pada diri saya sendiri “apakah salah saya?, kenapa saya harus dilahirkan?, kenapa tidak ada yang peduli dan care sama saya? Bahkan dari saya kelas 3 SD saya tidak pernah minta uang sama papa, saya harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sekolah saya sendiri? Saya tidak pernah nyusahin? Tetapi kenapa mereka (ortu) tidak ada yang sayang sama saya”. Suatu kesempatan saya berpikir, andaikata Tuhan itu ada Dia pasti tidak akan membuat anak-anaknya menderita seperti saya ini. Dia pasti akan menjaga umatnya dari ketidak adilan. Maka waktu itu timbul niat di hati saya untuk mencari sosok Tuhan, semoga DIA itu ada.
Saya mulai mencari Tuhan dari segala macam kitab suci saya baca dari Al Quran, Injil, Dan kitab-kitab lainya tetapi saya tidak menemukan Tuhan. Suatu kesempatan sehabis pulang sekolah, saya berteriak di jalan saya katakan keras-keras “ TUHAN JIKA KAU BENAR-BENAR ADA, AKU INGIN MELIHAT ENGKAU”. Karena saya sudah mulai putus asa akan pencarian saya ini. Tetapi rupanya Tuhan kita adalah Allah yang hidup, ia mendengarkan suara saya, dan ia tidak pernah menunda-nunda menolong saya. Ia segera menjawab kehausan dan kerinduan saya untuk mengenal Dia. Seperti dalam firmannya yang tertulis di alkitab.
Berbahagialah Orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan (Mat 5:6)
Akhirnya suatu saat pada tanggal 28 Oktober 1992 ada ibadat di lingkungan. Ketua lingkungan mengajak mama untuk ikut Misa di rumah salah satu umat. Tetapi karena mama hanya katolik napas ( Natal dan Paskah aja kegerejanya) akhirnya mama malas untuk berangkat misa. Akhirnya dengan ancaman mama menyuruh saya untuk datang ke misa, dengan malas dan berat hati saya pergi ke sana. Karena memang dari niat awal ngak ada, selama misa saya ngobrol saja di luar dengan teman saya sang pemilik rumah. Misa syukur itu dimulai pukul 7.30 dan pada pukul 8.30 saatnya konsekrasi. Lalu pada saat pastur (Rm. Haryo subiyanto,CM) mengangkat hosti tiba tiba lampu padam. Dan keadaan menjadi gelap gulita. Tetapi ada hal yang ajaib yang terjadi, hosti yang terangkat menyala dan menyilaukan seperti lampu sorot. Dan di sebelah kiri atas pastur yang sedang konsekrasi ada sesosok malaikat yang mengunakan jubah putih yang sama terangnya dengan hosti. Malaikat itu memiliki wajah mirip perempuan tetapi postur tubuhnya gagah seperti lelaki dan kedua sayapnya terentang mengepak-ngepak di udara. Begitu Tubuh kristus diangkat malakat tersebut tersungkur dan sujud menyembah hosti yang berada di tangan pastur. Hal yang sama terjadi juga pada saat piala diangkat, malaikat itupun sujud menyembah darah Kristus. Setelah konsekrasi selesai maka malaikat itupun menghilang dan lampu kembali menyala. Menyisahkan aku yang kebingungan mencari jawaban apa yang aku lihat. Dan hanya aku yang melihat kejadian itu, karena semua umat juga ikut menyembah jadi mereka tidak melihat apa2.
Akhirnya aku pulang dengan menyisakan seribu macam pertanyaan. Apakah itu yang namanya malaikat? Kenapa malaikat sujud terhadap benda mati ( hosti) yang di tunjukan pastor? Jika malaikat itu pembantu Allah berarti selayaknya dia hanya menyembah Allah? Jadi apakah ada wujud Allah di dalam hosti itu? Apakah hosti itu benar-benar Allah?. Spanjang malam aku memikirkannya tetapi tak menemukan jawabanya.
Sebulan kemudian aku bermimpi, melihat banyak malaikat terbang di angkasa dan memuji allah. Dan mereka bernyanyi gembira. Ini adalah salah satu nyanyian yang aku rasa aku dengar pada saat itu. Mereka bernyanyi dengan bahasa yang tak pernah aku dengar sebelumnya. Tetapi begitu Agung dan megah suaranya, tak ada yang lebih indah dari nyanyian para malaikat. Salah satu sepertinya berbunyi sepert ini.
I am The God that healed thee
I am The Lord Your Healer
I send My Word and healed you disease
I am The lord your healer
I am The Lord who heals you ( exodus 15:26)
Setelah saat itu cara berpikir ku menjadi berubah 180 derajat. Aku bertobat dan percaya akan adanya keselamatan yang Tuhan Yesus berikan secara Cuma-Cuma. Tetapi permasalahan hidup tidak selesai begitu saja. Aku mulai pada saat itu mempelajari alkitab dengan sungguh-sungguh. Aku benar2 punya kerinduan untuk dapat melihat hal itu lagi. Tapi aku sungguh bersyukur pada Tuhan. Dengan kebobrokan keluargaku, kurangnya perhatian dan pergaulan dengan anak2 jalanan di Jakarta, Tidak membuatku masuk kedalam lembah kelam. Terkadang aku berjualan Koran di dalam komplek lokalisasi Kramat Tunggak. Yang pada saat itu adalah daerah paling rawan kejahatan di Jakarta. Aku pilih disana berjualan, karena penghuni di sana sangat royal dalam membayar. Koran yang seharga Rp.200 terkadang mereka membayar Rp.500. Bahaya tidak aku takuti karena uang yang aku dapatkan, terlebih lagi aku percaya akan firman tuhan yang berbunyi…
Sekalipun akau dalam lembah kekelaman , aku tidak takut bahaya sebab Engkau besertaku (mzm 23:4a)
Aku benar-benar bersyukur kepada Tuhan, karena Ia begitu baik dan tak pernah meninggalkan anaknya sendirian. Lepas dari sekolah aku melanjutkan kuliah yang aku anggap mustahil pada saat itu. Tetapi aku yakin Tuhan tidak akan membiarkan aku terlantar, Tuhan tahu bagaimana usahaku untuk tetap bersekolah dengan biaya sendiri. Sejak kelas 4 SD aku sudah membayar keperluan ku untuk sekolah ( Uang pendaftaran, SPP, Buku) dengan uang tabunganku, dari setiap pekerjaan yang aku jalani. Semua pekerjaan ini pernah aku lakukan yang uangnya aku gunakan untuk sekolah yaitu, Loper Koran, Tukang potong ayam, Pemulung, kernet Bis. Dan dengan pekerjaan seperti ini aku tidak berani bermimpi untuk dapat kuliah, Tetapi Tuhan Allahku selalu memberikan yang terbaik buiat anak2nya. Dengan ajaibnya Dia menuntun aku untuk tetap bercita2 untuk dapat kuliah. Segala beasiswa aku ikuti, tetapi tidak ada yang bisa aku dapatkan, waktu itu aku sudah mau menyerah saja. Tetapi Dia mengabulkan segaka doaku, akhirnya aku mendapatkan gelar Sarjanaku setelah berdoa selama 10 tahun. Waktu yang lema memang, tetapi janjinya tak pernah dia lupakan. Karena Dia , aku tak pernah takut menghadapi segala problema kehidupan. Tuhan yang mengubah aku dari orang yang pemarah menjadi orang yang penuh dengan rasa syukur.
Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidup ku , terhadap siapakah aku harus gemetar ( mzm 27:1)
So Teman , banyak hal yang seharusnya dapat kita pandang lebih positif. Segala permasalahan yang aku alami justru itulah yang membentuk aku menjadi seperti sekarang ini. Tuhan yang mendidik aku menjadi kuat. Jadinya aku tak pernah menyesal punya papa yang keras, keluarga yang tidak care. Tetapi aku bersyukur karena boleh mengalami itu semua dalam hidupku.
Kisah lainnya dapat di lihat di.
http://ladangalam.blogspot.com
Aiksidin Danuarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar